Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Allah SWT


 Wajib hukumnya bagi setiap orang yang mengaku sebagai Muslim dan Muslimah yang Mukallaf-(yaitu  muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi larangan agama (pribadi seorang muslim yang sudah dapat dikenai hukum agama). Seseorang berstatus mukallaf apabila ia telah dewasa dan tidak mengalami gangguan jiwa maupun akal). -untuk Mengetahui dan memahami Sifat-sifat Ketuhanan yang wajib adanya bagi Allah SWT.

Sifat Wajib 20 bagi Allah   Oleh karena itu penulis mencoba mengutip Kitab Tijan karya Syeikh Ibrohim Al­bajuri . Sebuah risalah/kitab yang isinya menerangkan atas sifat-­sifat ketuhanan dan sifat kontradiksi/lawan-­lawannya serta sifat yang boleh ada dalam haq Allah Ta’ala. Juga atas sifat yang wajib dalam haq para Rasul, dan yang mustahil dalam haq para Rasul, serta yang boleh.perkara yang wajib dalam haq Allah Ta’ala dan perkara yang mustahil, serta perkara yang boleh ada.

Sifat wajib dalam haq Allah Subhanahu WaTa’ala semuanya ada 20 Sifat, yaitu ;

1. Sifat ( ﻟﺍﻮﺟﻮﺩ ) Al­-Wujud Artinya Allah itu ada .
Maka Mustahil Allah itu bersifat ( ﻟﺍ ﻌﺪﻡ ) Al­-‘Adam artinya Allah itu tiada.
Dan dalil atas Allah Ta’ala itu ada, yaitu adanya semua ciptaanNya yang meliputi alam semesta beserta segala yang ada di dalamnya, baik yang nyata maupun yang tidak nyata atau Ghaib. Dan wajib dalam haq Allah Subhanahu WaTa’ala, yaitu ;

2. Sifat ( ﻟﺍ ﻘﺪﻡ ) Al­-Qidam Artinya Allah itu terdahulu . Artinya yaitu tiada permulaan bagi Allah  Subhanahu WaTa’ala.
Maka Mustahil Allah itu bersifat  ( ﻟﺍ ﺤﺪﻭﺙ ) Al-­Hudust artinya Allah itu baru. Dan dalilnya yaitu: jika adanya Allah merupakan sesuatu yang baru, maka pasti Allah membutuhkan terhadap pembaharu. Dan itu mustahil.

3. Sifat  (ﻟﺍ ﺒﻘﺎء) Al­-Baqa Artinya Allah itu Maha Kekal. Dan dalilnya yaitu: jika adanya Allah merupakan sesuatu yang tidak Kekal atau Al­-Fana atau rusak, maka adanya Allah merupakan sesuatu yang baru.
Maka Mustahil Allah itu bersifat (ﻟﺍ ﻔﻧﺎء) Al-­Fana artinya Allah itu rusak.

4. Sifat  (ﻣﺨﺍﻟﻔﺔ ﻠﻟﺤﻮﺎﺩﺙ) Mukholafatul lil hawaditsi Artinya Allah itu berbeda dengan makhlukNya.
Maka Mustahil Allah itu bersifat ( ﻟﺍﻤﻤﺎﺛﻠﺔ ﻠﻟﺤﻮﺎﺩﺙ  ) Al­-mumatsalatul lil hawaditsi artinya Allah itu serupa dengan makhlukNya. Dan dalilnya yaitu: bahwa sesungguhnya jika  adanya Allah merupakan sesuatu yang serupa atau sama dengan makhlukNya, maka tentu Allah Subhanahu Wa Ta'ala merupakan sesuatu yang baru.;

5. Sifat  (ﻟﺍ ﻘﻴﺎﻡ ﺑﺎﻟﻨﻔﺲ ) Al­-Qiyaamuhu bi al­nafsih artinya Allah itu berdiri sendiri.
Maka Mustahil bagi Allah itu bersifat ( ﺍﻹﺣﺘﻴﺝ ﺍﻟﻰﺍﻟﺍﻤﺤﻞﻭﺎﻟﻤﺨﺼﺺ ) Al­-Ihtiyaj ila Al­-Mahal wa Al­Mukhoshis Artinya Allah itu membutuhkan pada tempat dan juga  penentu. Dan dalilnya yaitu: bahwa sesungguhnya jikalau Alloh Ta’ala membutuhkan pada tempat maka keadaan Allah merupakan sifat. Dan keadaan Allah Subhanahu Wa ta'ala merupakan sifat itu mustahil. Dan jikau adanya Allah Subahanahu WaTa'ala membutuhkan terhadap yang menentukan, maka tentu Allah merupakan sesuatu yang baru. Sedangkan keadaan Allah Subahanahu WaTa'ala merupakan sesuatu yang baru, maka  itu mustahil.

6. Sifat ( ﻟﺍ ﻮﺣﺪﺍﻧﻴﺔ ) Al­-Wahdaniat/tunggal dalam dzat­Nya, dan dalam sifat­-sifat­Nya, dan dalam perbuatan­perbuatan­Nya. Dan arti tunggal dalam dzat­NYa yaitu, sesungguhnya Allah tidak tersusun dari bagian­-bagian yang berbilang. Dan arti tunggal dalam sifat­-sifat­Nya yaitu, sesungguhnya tiada dua sifat atau lebih pada Allah dari satu jenis sifat seperi adanya dua kekuasaan. Begitupun pada yang lain tiada satu sifat pun yang menyerupai terhadap sifat Allah Ta’ala. Dan arti tunggal dalam perbuatan­perbuatan­Nya, yaitu tiada bagi yang lain suatu perbuatan dari sebagian perbuatan­-perbuatan Allah.
Maka Mustahil Allah itu bersifat ( ﻟﺍﺘﻌﺩﺪ ) At­Ta’addud/berbilang. Dan dalilnya yaitu: sesungguhnya jikalau adanya Allah merupakan sesuatu yang banyak/berbilang, maka tidak akan dijumpai sesuatu pun dari ciptaan­ ciptaan­Nya.

7. Sifat Al­Qudrat/berkuasa (ﻟﺍ ﻘﺪﺭﺓ  ). Yaitu suatu sifat tedahulu yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala yang dengannya Allah mewujudkan dan meniadakan.
Maka Mustahil Allah itu bersifat Al­Ajz/lemah ( ﻟﺍ ﻌﺠﺰ ). Dan dalilnya yaitu : sesungguhnya jikalau keadaan Allah lemah, maka tidak akan dijumpai sesuatu pun dari ciptaan­ciptaan­Nya.

8. Sifat Al-­Iradat/berkehendak ( ﺍﻹ ﺭﺩﺓ ). Yaitu suatu sifat tedahulu yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala yang dengannya Allah menentukan kemungkinan keadaan atau ketiadaan, atau kaya atau miskin, atau pengetaguan atau kebodohaan, dan lain sebagainya.
Maka Mustahil Allah itu bersifat Al­karohah/terpaksa/tiada berkehendak (  ﻟﺍﻜﺮﺍﻫﺔ ). Dan dalilnya yaitu: sesungguhnya jikalau adanya Allah terpaksa/tiada berkehendak, maka tentulah Allah lemah. Dan keadaan Allah lemah itu mustahil.

9. Sifat  ( ﻟﺍ ﻌﻠﻢ ) Al­-ilmu/tahu. Yaitu suatu sifat tedahulu yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala yang dengannya Allah mengetahui setiap perkara.
Maka Mustahil Allah itu bersifat Al­jahl/bodoh ( ﻟﺍﺠﻬﻞ ). Dan dalilnya yaitu: sesungguhnya jikalau adanya Allah bodoh, maka tidaklah Allah merupakan yang berkehendak. Dan itu mustahil.

10. Sifat  ( ﻟﺍﺤﻴﺎﺓ ) Al­-Hayat/hidup. Yaitu suatu sifat tedahulu yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala yang membenarkan kepada Allah atas adanya sifat Al­ilmu dan sifat­sifat lainnya.
Maka Mustahil Allah itu bersifat Al­Maut/mati ( ﻟﺍﻤﻮﺕ ). Dan dalilnya yaitu: sesungguhnya jikalau adanya Allah mati, maka tidaklah Allah merupakan dzat yang berkuasa, tidak pula yang berkehendak, tidak pula yang berpengetahuan. Dan itu mustahil.

11 dan 12. Sifat  ( ﻟﺍﺴﻤﻊ ) As­-Sama’/mendengardan Al­Bashor/ melihat ( ﻟﺍﺒﺼﺮ ). Yaitu dua sifat tedahulu yang keduanya menetap pada Dzat Allah Ta’ala yang dengannya tersingkap perwujudan.
Maka Mustahil Allah itu bersifat As­Shomam/tuli (ﻟﺍﺼﻤﻢ) dan Al­Umy/buta (ﻟﺍﻌﻤﻲ). Dan dalilnya  yaitu firman Allah Ta’ala: "ﻮﻫﻭﻟﺍﺴﻤﻴﻊ ﻟﺍﺒﺼﻴﺮ  ".

13. Sifat Al­-Kalam/berfirman ( ﻟﺍﻜﻼﻡ ). Yaitu suatu sifat tedahulu yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala. Dan fiman ini bukanlah dengan huruf dan bukan dengan suara.
Maka Mustahil Allah itu bersifat Al­Bukm yaitu Al­hirsy/bisu ( ﻟﺍﺒﻜﻢ ). Dan dalilnya yaitu firman Allah Ta’ala: "ﻭﻛﻠﻢ ﷲ ﻤﻮﺳﻰ ﺗﻜﻠﻴﻣﺍ     ".

14. Sifat kaunuhu qadiran/adanya Allah berkuasa ( ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ ).
Maka Mustahil Allah itu bersifat kaunuhu ajizan/ adanya Allah yang lemah ( ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ   ). Dan dalil atas adanya Allah Ta’ala itu yang berkuasa yaitu dalil sifat Al­Qudrat.

15. Sifat kaunuhu muridan/adanya Allah yang berkehendak ( ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ ).
Maka Mustahil Allah itu bersifat kaunuhu karihan/adanya Allah yang terpaksa ( ﻛﻮﻧﻪ ﻛﺎﺭﻫﺎ ). Dan dalil atas adanya Allah Ta’ala yang berkehendak yaitu dalil sifat Al­iradat.

16. Sifat kaunuhu aliman/adanya Allah yang mengetahui ( ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ  ).
Maka Mustahil Allah itu bersifat kaunuhu jahilan/adanya Allah yang bodoh ( ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ ). Dan dalil atas adanya Allah Ta’ala yang mengetahui yaitu dalil sifat Al­‘ilmu.

17.sifat kaunuhu hayyan/adanya Allah yang hidup (ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ  ).
Maka Mustahil Allah itu bersifat kaunuhu mayyitan/adanya Allah yang mati ( ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ ). Dan dalil atas adanya Allah Ta’ala yang hidup yaitu dalil sifat Al­hayyat.

18 dan 19. sifat kaunuhu samii’an/adanya Allah yang mendengar (ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ) dan bashiiran/adanya Allah yang melihat ( ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺮﺍ ).
Maka Mustahil Allah itu bersifat kaunuhu ashoma/adanya Allah yang tuli (ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ  ) dan kaunuhu a’ma/adanya Allah yang buta (ﻛﻮﻧﻪ ﺍﻋﻤﻰ  ). Dan dalil atas adanya Allah Ta’ala yang mendengar dan melihat yaitu dalil sifat As­sama’ dan dalil sifat Al­Bashor.

20. sifat kaunuhu mutakalliman/adanya Allah yang berfirman ( ﻛﻮﻧﻪ ﻤﺘﻜﻠﻣﺎ ).
Maka Mustahil Allah itu bersifat kaunuhu abkama/adanya Allah yang bisu ( ﻛﻮﻧﻪ ﺍﺑﻜﻢ ). Dan dalil atas adanya Allah Ta’ala yang berrfirman yaitu: dalil sifat Al­kalam.

Dan ja’iz/ boleh (  ﺍﻟﺠﺎﺋﺰ ) dalam haq Allah Ta’ala melakukan setiap yang mungkin atau membiarkannya. Dalil atas ini yaitu sesungguhnya jikalau wajib atas Allah SWT melakukan sesuatu atau membiarkannya niscaya ja’iz tersebut menjadi wajib atau mustahil. Dan itu mustahil.

0 Response to "Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Allah SWT"

Posting Komentar